-->

Gampong Lueng Bimba Kemukiman Kuta Simpang - PIDIE JAYA

16 Agustus 2015

SAAT DRAMA KARNAVAL GAMPONG TEPI AIR TAMPIL, BANYAK PENONTON YANG MENANGIS

Tidak ada komentar :
 بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

 Tapaktuan: 20:00 WIB Minggu, 16 Agustus 2015

Laporan Khusus : Darul Qutni Ch - Wartawan Haba Rakyat.


Kalau dari 12 gampong/desa lain ratusan penonton banyak yang ketawa, tapi lain halnya dengan tampilnya drama karnaval dari Gampong Tepi Air, Kecamatan Tapaktuan, ribuan penonton bersama unsur muspida Aceh Selatan menjadi sedih dan menangis ketika Cut Nyak Dien bersama anaknya Cut Gambang menangisi jenazah suaminya, Teuku Umar yang gugur dalam pertempuran melawan kompeni Belanda.

"Kami akui, drama karnaval dari Gampong Tepi Air Kecamatan Tapaktuan memang hebat, dan menyentuh perasaan ribuan penonton," ujar sejumlah warga Tapaktuan yang menyaksikan acara tahunan tersebut.

ISI DIALOG DALAM DRAMA SINGKAT

Judul: Perjuangan Teuku Umar Djohan Pahlawan
Durasi: 10 Menit
Skenario:




Episode I (Pertama)
Gubernur Van Teijn berkata kepada Pang Leot : “Hei kamu orang Pang Leot over dome Kamu orang Pang Leot bilang sama pribumi bahwa Tuan Teuku Umar sudah bergabung dengan kami Kompeni Belanda!”

Pang Leot: “Sudah over dom Tuan Gubernur. Siap perintahTuan saya laksanakan Tuan Gubernur!”
Tampak Pang Leot mendatangi Teuku Umar dan membisikkan sesuatu ke telinga Teuku Umar.

Selanjutnya terlihat Teuku Umar diapit oleh Pang Leot dan Panglima Polem mendatangiGubernur Deykerhorf menyatakan penggabungan dirinya dengan kompeni.


Teuku Umar berkata: “Over dome Tuan Gubernur, saya Umar and pribumi Aceh sekarang sumpah betul sudah bergabung dengan kompeni bersama ratusan pengikut saya. Untuk end saya orang butuh 800 pucuk senapan, 25.000 butir peluru, 500 Kg amunisi dan $ 18.000 dolar uang Amerika!”




Deykerhorf menjawab: “Over dome itu kamu orang sudah benar, kami orang akan kasih semua permintaan kamu wahai Umar pribumi.”

Tampak Teuku Umar mengambil sejumlah bantuan yang ia minta kepada Belanda, dan mulai menyusun kekuatan untuk berbalik menyerang Belanda.


Cut Nyak Dien: “Wahai suami lon Umar, pakiban lagenyan kaleuh bergabung dengan kafir kompeni Belanda itu?”


Teuku Umar: “Tenang mantong hei adek cut bang, bek resah, cut bang lebeh tepue trik perang lage nyo hei dek Cut Nyak sayang boh hate.”

Cut Nyak Dien: “Oh menan Cut Bang, ‘o lage nyan ka jeut,” jawab Cut Nyak Dien sambil menggendong Cut Gambang.





Episod II (Kedua):

Terlihat Teuku Umar mengerahkan pertempuran melawan belanda dengan menyusun strategi dengan membuat ratusan batang rokok dibakar di tepi pantai Ujung Kalak untuk mengelabui pasukan Belanda. Disinilah terdengar hikayat perang sabi dibacakan............ Tejadilah pertempuran sengit dan seru, dalam pertempuran itu Teuku Umar tertembak dan gugur dalam medang perang, yaitu di Kampung Mugo pedalaman Meulaboh tanggal 10 Februari 1899.


Tampak Cut Nyak Dien dan Cut Gambang meratap, meraung, menangisi jasad suaminya.


Bebek angsa dan itik air bersama kandangnyapun ikut diusung keliling Kota Tapaktuan.

Kalau barisan Bhinneka Tunggal Ika semua desa/gampong ada menampilkan, tapi Gampong/Desa Tepi Air selain barisan Bhinneka Tunggal Ikanya ada juga, namun juga menampilkan di belakang barisan profesi ada dua buah kandang bebek bersama bebeknya ikut diusung keliling kota Tapaktuan.
Sehingga ribuan pasang mata penonton tertuju menatapi hewan-hewan itu sementara kampung lain tidak ada seperti itu.

Makanya diarak dua buah kandang bebek bersama itiknya sekaligus bukti gampong ini sudah lama bekerja, bekerja dan bekerja menyahuti himbauan dan program Bapak Presiden RI Ir. H. Joko Widodo.

sumber :Darul Qutni Chalishah

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih Komentarnya