-->

Gampong Lueng Bimba Kemukiman Kuta Simpang - PIDIE JAYA

05 Juni 2009

Sulap Ubah Nilai Rapor

Tidak ada komentar :
Saya sebagai salah satu lulusan atau alumni SMA Negeri 1 Meureudu juga ikut prihatain dengan adik-adek yang sekarang diperlakukan seperti kejadian tahun 2009 ini. mengapa haru ada kutipan biaya untuk siswa yang lulus USMU itu, dan mengapa harus ada perubahan Nilai Rapor yang nilai rendah dijadikan nilai yang bagus atau tinggi. Itulah salah satu cara yang membuat Pendidikan Aceh umumnya dan Pendidikan Pidie Jaya khususnya hancur. oleh karena itu bisa kah para pendidik dan dinas-dinas yang terkait membuat peraturan yang bisa membangkitkan dan memajukan pendidikan di Pidie Jaya? Saya juga salah satu dari sekian ribu lulusan SMA Negeri 1 Meureudu yang sekarang ngajar D-! Komputer Perkantoran, Desain Grafis dan Teknisi Komputer dui LP2TK Banda Aceh merasa malu dengan berita yang di muat oleh harian lokal yang ternama di Aceh tersebut. Cobalah para petinggi Pendidikan di Pidie Jaya untuk merenung kembali apa yang sudah terjadi di lingkungan pendidikan Pidie Jaya sekarang. Saya juga sangat prihatain dengan kajadian yang menimpa siswa lulusan USMU tahun ajaran 2009 ini. Untuk membangkitkan nafsu dan gairah belajar siswa banyak jalan lain yang bisa di tempuh, bukan dengan mengutip biaya 1 juta rupiah. Apa lagi untuk mengubah Nilai rapor itu dapat merusak pendidikan yang sangat fatal terjadi di SMA yang melakuakn perubahan tersebut. Bagaimana jika siswa yang mendapat ranking 1 mengetahui bahwa saingan yang dia kalahkan (siswa yang mendapat ranking 2 dan 3) tersebut bisa berubah nilai/rangkingnya secara tiba-tiba dan setingkat dengannya. Apa lagi jika di ketahui oleh siswa-siswa lain yang mendapatkan nilai lebih rendah dari itu, mereka juga ingin mendapat nilai yang tinggi. Cara tersebut jelas sekali dapat menghancurkan pendidikan, dan faktor utamanya adalah pihak pendidik sendiri yang salah menjalankan tugas. Jika mengutip keterangan Abdullah, guru di SMAN 1 Meureudu, uang tersebut memang akan dikembalikan bila siswa yang bersangkutan tidak lulus. Tapi yang belum ada penjelasan, bagaimana kalau siswa itu lulus, kemana uang itu digunakan. Seorang mantan guru dari sebuah sekolah di Pidie Jaya bercerita panjang lebar soal pengutipan uang Rp 1 juta itu. Menurut mantan guru yang minta namanya tidak dipublikasikan itu, uang itu digunakan antara lain untuk ‘sulap’ rapor siswa yang mendapat peringkat II, III, dan seterusnya agar menjadi ranking I semuanya. Sedangkan yang yang murni mendapat peringkat I di kelas, kebiasaanya berasal dari keluarga tidak mampu untuk melanjutkan kuliah. “Walau lewat USMU, si ranking I diyakini tidak mampu melanjutkan kuliah. Prestasi anak tak mampu itu dialihkan ke siswa yang mendapat peringkat II, III, dan seterusnya dengan mengubah rapor menjadi rangking I. Untuk honor ubah rapor hingga mengantar berkas ke Banda Aceh itulah dikutip biaya dari siswa,” ungkapnya. Sang sumber juga berkeyakinan, “Undangan USMU tidak akan terhenti gara-gara sikap kritis masyarakat yang menyoroti sesuatu yang buruk di lingkungan pendidikan.” Dari kutipan di atas dapat dilihat bahwa bukanlah salah satu cara yang baik untuk mendidik. dari situ sudah diajarkan cara menyuap atau sogokan uang adalah jalan yang mudah mendapatkan sesuatu. Bagaimana jika lulusan SMA Negeri 1 Meureudu tersebut jadi pejabat atau sejenisnya. sudah pasti korupsi akan terus terjadi. Itu terjadi bukan salah mereka, akan tetapi mereka sudah mendapat pelajaran pada saat mereka sekolah di SMA Negeri 1 Meureudu. Apakah yang korupsi sekarang juag pernah di ajarkan seperti itu di sekolahnya masing-masing? Saya sebagai salah satu pemerhati Pendidikan yang ingin mengubah pendidikan Aceh menjadi pendidikan yang lebih baik sangat mengharapkan kepada para dewan guru dan dinas Pendidikan agar mengubah cara tersebut demi pednidikan masa depan anak bangsa Aceh. Jadikanlah Pendidikan Aceh yang terbaik di mata Dunia. Saya minta maaf jika ada bahasa say ayang membuat para pengunjung sakit hati, itu semua saya lakukan karena saya juga merasa sakit hati mendengar berita tersebut. Silahkan kritik dan komentari saya jika anda salah satu pemerhati pendidikan di Aceh atau Pidie Jaya. Saya sangat senang menerima kritikan dan saran karena dengan kritikan dan saran lah yang membuat saya jadi pintar dan terus berkembang. Terima kasih anda telah mengunjungi weblog saya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Terimakasih Komentarnya