Sesampainya di Sare Aceh Besar mini bus itu pun berhenti untuk istirahat. Setelah selesai minum saya kembali ke mini bus yang saya tumpangi itu. karena supirnya belum selesai maka saya tunggu di luar mini bus itu. tiba-tiba datang penumpang yang duduk bersama saya itu masuk kemobil, tidak lama kemudia dia keluar dan datang menghampiri saya dan langsung menampar saya beberapa kali. karena tidak menerima perlakuan itu, saya langsung menanyakan salah apa saya ditampar dengan suara keras dan memaki-maki dia.
07 Februari 2009
Gagal di Alam Mimpi
KOK BISA YA BEGINI
Seperti kebiasaan setiap tahun para pendatang yang berdomisili di Kota Banda Aceh selalu mudik. Pada lebaran tahun 2008 saya juga mudik, anehnya pada waktu saya balik lagi ke Banda Aceh. saya tumpangi sebuah mini bus dari arah Medan menuju Banda Aceh, saya duduk bangku belakang bersama satu penumpang lainnya. Dalam perjalanan kami selalu ngobrol dan tiba-tiba dia tertidur.Sesampainya di Sare Aceh Besar mini bus itu pun berhenti untuk istirahat. Setelah selesai minum saya kembali ke mini bus yang saya tumpangi itu. karena supirnya belum selesai maka saya tunggu di luar mini bus itu. tiba-tiba datang penumpang yang duduk bersama saya itu masuk kemobil, tidak lama kemudia dia keluar dan datang menghampiri saya dan langsung menampar saya beberapa kali. karena tidak menerima perlakuan itu, saya langsung menanyakan salah apa saya ditampar dengan suara keras dan memaki-maki dia.
Melihat kami sedang bertengkar, semua orang yang mampir di Saree berhamburan kearah kami, tidak lama kemudian polisi yang bertugas di Saree pun datang menanyakan masalah apa yang membuat kami ribut. Setelah polisi itu datang baru penumpang itu bilang bahwa uang dia sebanyak RP. 50.000.000,- dalam tas kecil hilang dan dia menuduh saya yang mengambilnya karena saya yang duduk disamping dia mulai dari Meureudu Pidie Jaya samapi ke Saree Aceh Besar.
Mendengar pernyataan itu saya membantah karena saya tidak mengambilnya, bahkan saya tidak pernah melihat ada uang dia waktu dalam perjalanan. Tidak lama setelah itu, supir mini bus yang kami tumpangi itu datang dan langsung menanyakan "ada apa ribut-ribut". Penumpang itu langsung menjawab bahwa saya telah mencuri uang dia Rp. 50.000.000,- yang diletakkan di kursi. Lalu supir itu mengatakan bahwa yang mengambil uang itu adalah dia (supir) dan telah dipindahkan kedepan dekat dengan tempat duduknya.
Mendengar penjelasan supir, penumpang itu minta maaf kepada saya karena sudah menuduh dan memukul saya. Saya menjawab, minta maaf memang mudah dalam menyelesaikan masalah, tapi bagaimana dengan perasaan saya yang merasa sangat malu karena tuduhan itu di depan orang ramai. Jawaban saya itu membuat penumpang itu dan polisi susah, sehingga polisi berpendapat agar uang sebanyak Rp. 50.000.000 itu dibagi saja. Untuk polisi Rp. 10.000.000,- dan untuk saya Rp. 10.000.000,- agar adil kata polisi itu. Karena takut jadi masalah besar lagi, penumpang itu setuju.
Rp. 10.000.000,- diberikan kepada polisi dan Rp. 10.000.000,- lagi diberikan lagi kepada saya. Belum lagi sempat saya terima uang Rp. 10.000.000,- itu tiba-tiba ada suara panggilan, "nak.....nak.....nak..... bangun sudah pagi. Rupanya ibu saya hanya bermimpi tentang kejadian itu setelah saya baru samapi di kampung waktu pulang Lebaran Idul Fitri tahun 1429 Hijriah atau 2008 Masehi.
Seandainya saja itu kejadian benaran, gak apalah kena pukul beberapa kali asala dapat uang Rp. 10.000.000,- tapi itulah mimpi yang membuat saya susah dan senang hanya beberapa menit saja. Waktu pulang tahun 1430 Hijriah atau 2009 nanti kejadian apa lagi yang saya mipikan ya. Mudah-mudahan mimpi indah saja.................................... he............................ he.............................. he................................
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terimakasih Komentarnya