-->

Gampong Lueng Bimba Kemukiman Kuta Simpang - PIDIE JAYA

Tampilkan postingan dengan label Aceh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aceh. Tampilkan semua postingan

10 Maret 2024

HARI MAKAN MAKAN" ANTARA MUHIBBAH DAN DOSA

Tidak ada komentar :
"HARI MAKAN MAKAN" ANTARA MUHIBBAH DAN DOSA

Pasca Meugang di Aceh hampir seluruh pantai dan tempat keramaian dipadati oleh masyarakat, mereka berbaur bersama sanak keluarga , duduk santai dengan di iringi gelak tawa hingga sore bahkan ada sebagian melakukannya sampai larut malam

Asal muasal kebiasaan datang ke pantai, berdasarkan catatan sejarah, bahwa ulama di Aceh sebelum berpuasa datang ke pantai melakukan rukyatul hilal atau melihat anak Bulan. Tradisi ini sampai sekarang masih dilaksanakan bersama Pemerintah Daerah.

Kini masyarakat rela beramai ramai datang ke pantai bersama keluarga. Mereka yang datang ke pantai itu dari berbagai kalangan, baik tua, muda hingga anak-anak.

Masyarakat membawa kuliner khas meugang seperti daging kerbau/sapi, yang memang sengaja dimasak untuk disantap bersama pada hari libur bersama, akhir Bulan Sya'ban sebelum masuk Ramadhan.

Kita sangat mendukung kegiatan masyarakat seperti ini, mereka berkumpul bersama keluarga, berbahagia dan saling komunikasi tentu sesuatu yg sangat di hargai oleh Islam.

Namun di sisi lain, sebagian warga terlihat di pantai, mereka kadang lupa bahwa mereka telah melakukan pelanggaran syariat, ini yg membuat kita terus mendakwahkan bahwa bentuk bersenang senang menyambut datangnya ramadhan dengan cara berduaan dan berpasangan yg belum terikat nikah berpotensi melakukan pelanggaran syariat.
Peran pemerintah bersama tokoh tokoh agama dan masyarakat harus menolak kegiatan pelanggaran ini bila terjadi di sekitar kita, semoga Aceh tetap menjadi Serambi Mekkah.
Wassalam.

22 November 2023

Hama Tikus di Pidie Jaya Turun, Populasi Burung Hantu Meningkat

Tidak ada komentar :

 Banyak yang bertanya kepada saya, kenapa di Pidie Jaya khususnya wilayah, Meureudu, Meurah Dua, Ulim, dan Banda Dua banyak sekali tiang di tengah-tengah sawah

jawabannya adalah silahkan baca berita di:

https://www.kba.one/news/hama-tikus-di-pidie-jaya-turun-populasi-burung-hantu-meningkat/index.html

https://www.acehprov.go.id/berita/kategori/ekonomi/populasi-burung-hantu-di-pidie-jaya-meningkat-serangan-tikus-menurun

https://bandaaceh.pikiran-rakyat.com/aceh/pr-3367384765/peningkatan-populasi-burung-hantu-berhasil-tekan-serangan-tikus-di-pidie-jaya

https://marjinal.id/melawan-tikus-petani-pidie-jaya-andalkan-burung-hantu

 

Empat kelompok tani (Poktan) di tiga kecamatan di Pidie Jaya (Meureudu, Meurahdua, dan Ulim) secara aktif terlibat dalam pemeliharaan burung hantu. Pemeliharaan ini diinisiasi untuk menanggulangi serangan tikus pada tanaman padi yang pada saat itu semakin mengganas. Petani di Meurahdua dan Ulim membenarkan bahwa serangan tikus pada tanaman padi telah menurun seiring dengan peningkatan populasi burung hantu. Puluhan unit rumah burung hantu (Rubuha) kini tersebar di persawahan, menjadi tempat tinggal bagi burung hantu yang memangsa tikus antara 7-9 ekor dalam semalam. Para petani meminta kepada masyarakat agar tidak memburu atau menembak burung hantu jika ditemukan di sawah atau di pepohonan, termasuk di Rubuha yang tersebar di sekitar persawahan. Hasil pemeliharaan burung hantu terbukti efektif, dan serangan tikus yang sebelumnya menjadi ancaman serius bagi hasil panen, kini menurun secara signifikan. Pada masa sebelumnya, petani terpaksa menggunakan metode-metode ekstrem, seperti memasang arus listrik di sawah untuk menjerat tikus. Namun, penggunaan arus listrik ini tidak hanya merugikan ternak sapi tetapi juga menimbulkan kecelakaan fatal bagi beberapa warga yang tidak sengaja terinjak wayer berarus listrik yang lupa dimatikan. Meskipun petugas PLN telah memberikan larangan terhadap penggunaan arus listrik di sawah, beberapa petani awalnya tidak mengindahkannya. Namun, setelah menyadari risiko yang ditimbulkan, petani kini lebih memahami bahwa penggunaan arus listrik bukanlah solusi yang aman.

Demikian, semoga bermanfaat. 



03 November 2023

SEUKE LHEE REUTOH (300)

Tidak ada komentar :

Sebuah kalimat singkat dari lagu Rafli yang penuh teka teki pada diri saya tentang makna yang terkandung dalam syair ini, dan dengan penuh rasa penasaran saya, akhirnya saya menelusuri tentang sejarah dibalik kalimat itu, dan inilah sedikit dr dari sekian banyak kutipan yang saya dapat di website teman2 blogger lainnya.

Bila diartikan menjadi “Kaum Tiga Ratus sebagai biji drang, sebangsa kacang tanah yang tumbuh setelah musin memotong padi; segala jerami mati lalu tumbuh sendiri pohon drang dengan subur. Kaum Ja Sandang sebagai jeura haleuba (biji kelabat) warna kuning. Biji ini digunakan untuk campuran menghilangkan bau hanyir. Biji tersebut lebih besar sedikit dari biji drang. Kaum Ja Batee atau disebut Tok Batee bacut-bacut, yakni hanya sedikit. Kaum Imum Peuet, mereka yang mengguncang dunia maksudnya berpengaruh besar dan berperanan penting dalam pemerintahan.”

Asal muasal sebutan Lhee Reutoh atau “Tiga Ratus”, menurut cerita suatu ketika terjadi sengketa hebat antara golongan rakyat asli sekitar tiga ratus orang, dengan golongan pendatang Hindu sekitar empat ratus. Persengketaan hampir saja disusul dengan bentrok senjata antara dua golongan tersebut yang dipicu oleh kasus perzinahan. Namun, ditengah kecamuk tersebut, hadirlah penengah untuk memberikan jalan keluar dari persengketaan yang berlangsung.

Mereka yang bersalah akhirnya menerima keputusan, sehingga kesalahan mereka dimaafkan dan kedua pihak kemudian mengikat silaturrahmi dengan akrab. Cerita ini memang tidak terjamin kebenarannya, karena ada pendapat yang menyatakan bahwa sebutan lhee reutoh dimaksudkan 300 keluarga atau 300 pria yang sanggup berperang, bahwa yang dimaksud disini adalah persekutuan (konfederasi) zaman dulu dan pasti terjadi dalam masa kesukaran atau perjuangan bersama.

Ja Sandang atau Tok Sandang. ja atau to yang berarti nenek moyang, kedua nama tersebut juga disebut Eumpee (dalam bahasa Melayu: empu). Sedangkan Cut berarti kecil, dipakai untuk awal nama pria atau wanita terkemuka. Sandang yang sebenarnya berarti membawa sesuatu di bawah lengan yang diikat pada tali yang melingkar bahu, nama ini masih melekat pada seorang pria saudara lelaki dan banta dari Teuku Nek yang sekarang disebut Teuku Sandang.

Selain ada cerita turun temurun di kawasang Mukim XXII, wilayah suku pribumi Manteue atau sering disebut sekarang daerah Lampanah yang menceritakan bahwa ketika Sulatan Al-Kahhar berangkat ke Pidie untuk suatu pengamanan, maka melewati Mukim XXII Lampanah dan mengalami kehausan, tiba-tiba saja dia bertemu dengan orang penyandang nira (ie jok). Orang tersebut menawarkan air niranya kepada Sultan dan menyambutnya dengan begitu rasa lega terutama setelah selesai memimunnya.

Sultan pun berterima kasih dan mengundang orang tersebut ke Dalam (sebutan Istana, -pen) di Banda Aceh untuk memberikan dia penghargaan sebagai tanda balas jasa atas kebaikan yang diberikannya kepada Sultan. Namun, orang tersebut pun bertanya, bagaimana bisa dia masuk ke Dalam dan dikenal oleh para pengawal istana. Sultan pun memberi petunjuk kepada orang tersebut dengan menyandang bambu (pajok) nira serta memberikan tanda sehelai daun kelapa di kepalanya. Akhir cerita setiap kali Ja Sandang pergi ke Istana, lambat laun diangkat oleh Sultan menjadi kadi dengan gelar Maliku’l Adil (Malikon Ade) karena dipercaya sebagai orang baik.


Ja Batee atau Tok Batee, menurut cerita ketika Sultan Al-Kahhar merencanakan pembangunann sebuah istana batu, maka dikeluarkan perintah supaya golongan pendatang dari luar daerah ini bergotong royong untuk mencari dan membawa batu-batu untuk pembangunan istana. Tiba-tiba pada suatu hari golongan ini saat mengumpulkan batu, Sultan memberikan seruan bahwa pencarian batu bisa dihentikan dan sudah cukup (tok batee). Sejak itulah golongan tersebut dinamakan kaum Tok Batee.

Sedangkan kawom terakhir yang dikenal dengan Imum Peueut (Empat Imam) disebabkan karena mereka menempati empat mukim, yaitu Tanoh Abe, Lam Loot, Montasik dan Lam Nga. Setiap mukim yang didiami dikepalai oleh seorang imam masing-masing dan kesemuanya ada empat imam sehingga menjadi Imum Peueut.

Memang jika dilihat lebih telisik, Imum Peueut menunjukkan persekutuan berbeda dibandingkan tiga sukee (Lhee Reutoh, Ja Sandang dan Ja Batee). Perlu diketahui bahwa jabatan Imum sama sekali terpisah dari kawom. Imuem ini bertugas sebagai pemimpin dalam hal ibadah dan tidak memperoleh pangkat apa pun di dalam masyarakat.

Ureung Aceh adalah orang yang berjiwa kosmopolitan alias bisa menerima siapa saja atau suku bangsa apapun. Untuk mengelompokkan etnisitas, sistem kerajaan Aceh menyusun kependudukan berdasarkan negeri asal suku bangsa tersebut, sebagaimana dilukiskan dalam hadih maja “Sukee lhee reuthoh bak aneuk drang, Sukee ja sandang jeura haleuba, Sukee tok bate na bacut bacut, Sukee imuem peut yang gok-gok donya.” Harus diakui, tidak banyak orang memahami hadih maja tesebut. 

Selain itu juga ada Imum yang menjadi kepala daerah (mukim), jabatan yang dimaksud adalah penguasa yang membentuknya tentu ada hubungan dengan agama. 

Sukee di sini dalam kata lain artinya suku sehingga hadih maja ini menggambarkan keragaman suku bangsa di dunia yang berdomisili di Aceh. Semuanya berhasil disatukan oleh sultan Alaidin Riayatsyah Al Qahhar (5537-1565) di bawah panji Islam dan terayomi di bawah payung kerajaan Aceh Darussalam. 

Suku lhee reutoh diumpamakan bak aneuk drang, berarti seperti pohon padi yang tumbuh kembali setelah musim panen. Bahasa lain adalah sebuah pengambaran tentang suku tiga ratus ini banyak sekali dibandingkan dengan suku lain yang berada di tanah rencong. Kelompok suku tiga ratus ini di antaranya Batak Karee, Mante, Gayo, Alas, dan Kluet. Sebagian Batak Karee saat itu berdomisili di Lampanah dan Lamteuba, Aceh Besar. Sedangkan pendatang dari India dan kawin dengan penduduk asli mareka dikelompokkan dalam suku ja sandang. (http://acehabad.blogspot.com/2016/04/menelusuri-sejarah-keturunan-aceh-sukee.html)

Marcopolo, seorang pengembara Venetia, Italia yang mengaku pernah tinggal di kerajaan Pasai selama lima bulan pada tahun 1292 M di zaman pemerintahan Malikussaleh. Dalam catatan hariannya “The Travel of Marcopolo” melukiskan, di Pasai banyak sekali berdomisili orang India, mereka kawin dengan penduduk asli setempat. Al Qahhar juga mengakui keberadaan imigran Arab, Cina, Jawa, Bugis, Jamee, Semenanjung tanah melayu, mareka ini dimasukkan dalam suku Tok Batee yang diistilahkan na bacut bacut (kaum minoritas), mereka menguasai perdagangan dan bisnis.

Sedangkan mantan para pemimpin yang tersisih atau diusir dari negerinya akibat berlawanan alur politk di negara asalnya, yakni semacam polical asylum (suaka politik) sekarang, dikelompokkan dalam Suku Imuem Peut, kelompuk ini digambarkan mampu menggoncangkan dunia, karena ilmu pengetahuannya. mereka dianjurkan kawin dengan penduduuk Aceh Asli agar melahirkan keturunan cerdas.

Kutipatan tulisan dan penjelasan secara langsung sudah cukup untuk bisa saya pahami bait lirik lagu Rafli tersebut. Semoga generasi muda Aceh tidak pernah melupakaan adat budaya endatu. Bercermin dari negeri tetangga Malaysia yang menanam paham, ilmu pengetahuan, jabatan atau apalah boleh internasional tapi tidak pernah melupakan adat dan budayanya, hal ini bisa dilihat dari gadis-gadis melayu yang masih setia dengan baju kurungnya. (http://sisadit.blogspot.co.id/)

 

28 Desember 2020

1 TAHUN UMUR MU SEKARANG.....!!!

Tidak ada komentar :
2019 diketahui kau muncul, namun.....
Aku yakin sebelum itu kau sudah ada
Kau lahir membawa kehancuran
Kau lahir dunia takut.....

2019 kau langsung menyambar.....
Mengelilingi dunia, kau ganas
Kau hancurkan banyak lini
Kau hancurkan pendidikan dan ekonomi.....

Banyak nyawa tak bersalah kau hilangkan
Kaulah musuh kami, harus kami basmi
Kaulah musuh kami, kami tak takut
1 tahun sudah kau menakuti kami

Selamat ulang tahun wahai musuh kami
Semoga engkau cepat pergi
Jangan engkau kembali lagi
Kami ingin hidup damai seluruh negeri

Selamat ulang tahun Corona yang keji
Cepat-cepatlah engkau pergi
Kahadiran tak pernah kami syukuri
Engkau makhluk yang kami benci

Itu ucapan hanyalah toleransi, ingat.....
Hanyalah toleransi, bukan simpati
Karena kami sangat membenci
Toleransi bukanlah bersimpati......

Saya kira cukup disini
Marilah sama-sama kita basmi
Itu Corona sangatlah keji
Allahu Akbar..... Allahu Akbar..... Allahu Akbar......

12 November 2020

LABI-LABI, DI ACEH BUKANLAH JENIS HEWAN

Tidak ada komentar :

I was born and lived in Aceh, to be precise in Lueng Bimba Village, Kuta Simpang, Meurah Dua Subdistrict (formerly Meureudu District), Pidie Jaya Regency (formerly Pidie). In my area, I have a traditional Acehnese public transportation tool that is different from other means of transportation. in line with the times, nowadays this transportation tool is rarely found in Aceh. Now in 2020, the transportation tool only lives in a few areas and only a few units are left.

The name is Labi-Labi, but this is not a type of animal, this is a typical means of transportation for the people of Aceh. This Labi-Labi is a Carry-type pick-up car which is modified into a mini bus that is unique to Aceh. In general, Labi-Labi has an inter-district route that carries passengers between villages. Labi-Labi can carry 14 passengers in the back room and 2 passengers in front plus 1 driver, while 1 carnet usually hangs at the back door. On the roof of this Labi-Labi usually contains goods such as vegetables from the countryside which are transported to the sub-district capital.

For the sequel I will study the existence and story of this Labi-Labi in my next article. Wait for his presence.

22 September 2020

DIMASA AKB INI PIKIRKANLAH SECARA PSIKOLOGI

Tidak ada komentar :

Seharusnya, kita hidup di masa AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru)

1. Pisahkan diri anda dari berita tentang virus, tidak usah mencari tau lagi, karena semua sudah kita tau.
2. Jangan mencari informasi tambahan di internet, itu akan melemahkan mental anda.
3.Hindari mengirim pesan fatalistik lewat WA, FB, messenger, IG dll ( SOSMED ). karena kondisi mental teman anda tidak sama dengan anda, itu bisa membuat mereka depresi.
4 Mendengarkan alunan ayat2 Al Qur'an, atau kita sendiri yang membacanya.
5.Suasana hati positif menambah kekebalan tubuh.
6.Dan yang paling penting kita harus percaya bahwa semua ini akan ada kesudahannya. Karena Allah Maha Pengasih & Penyayang

Saran-saran Penting dari Para Ahli Jiwa
1. Jauhkan diri Anda dari berita tentang virus corona. Segala yang perlu anda ketahui, kini anda memang sudah mengetahuinya.
2. Jangan mencari jumlah yang mati, karena ini bukan pertandingan sepak bola untuk mengetahui hasil akhir ... Hindari itu.
3. Jangan mencari informasi tambahan di Internet, karena itu akan melemahkan kondisi mental anda.
4. Hindari mengirim pesan yang menakutkan dan membuat frustrasi, karena beberapa orang tidak memiliki kekuatan mental yang sama seperti anda. Anda sudah tidak membantu mereka, anda bahkan akan merangsang penyakit mereka, misalnya depresi.
5. Dengarkan dan hibur hati anda dengan suara Al-Quran di rumah, cari permainan untuk menghibur anak-anak, bertukar percakapan dengan mereka dan cerita kisah2 kepada mereka.
6. Pertahankan disiplin di rumah dengan mencuci tangan dengan sabun dan air secara teratur dan memperingatkan semua orang yang tinggal bersama Anda.
7. Suasana hati positif anda akan membantu melindungi sistem kekebalan tubuh Anda, karena pikiran negatif telah terbukti melemahkan sistem kekebalan tubuh Anda dan membuatnya tidak dapat melawan virus.
8. Yang paling penting dari semuanya adalah Anda sangat yakin bahwa epidemi ini akan berlalu dan kita semua akan selamat ....!

Bersikaplah positif ... jagalah keamanan...


DUNIAKU DULU DAN SEKARANG

Tidak ada komentar :
Duniaku Dulu dan Sekarang

1. Dulu IMAN yang harus kuat, sekarang IMUN yang jadi fokus. (Dunia sedang WASPADA).
2. Dulu kalau orang bersin bilang Alhamdulillah, umur panjang. Sekarang orang bersin....., dianggap sedang sakit dan membawa malapetaka (Dunia sedang TERGUNCANG).
3. Dulu bersatu kita teguh. Sekarang bersatu kita runtuh. (Dunia sudah LAIN).
4. Dulu ada tamu, senang karena dianggap bawa berkat. Sekarang ada tamu dianggap bawa penyakit. (Dunia Sudah PAYAH).
5. Dulu kalau ketemu jabat tangan. Sekarang ketemu angkat kaki (cepat pergi). (Dunia sedang SAKIT)
6. Dulu parfum yang kita bawa di tas, sekarang hand sanitizer spray yang dibawa (Dunia sedang dilanda KETAKUTAN)
7. Dulu senyum yang dibagikan, sekarang masker yang dibagikan.(Dunia dilanda KESULITAN)
8. Dulu kata *"NEGATIF"* tidak bagus, sekarang kata *"POSITIF"* tidak bagus. (Dunia sedang BERGETAR)
9. Dulu pulang membesuk orang tua membawa kebahagiaan. Sekarang membesuk orang tua disangka membawa penderitaan. (Dunia Sudah ANEH)
10. Dulu cuci tangan untuk makan, sekarang di mana-mana di suruh cuci tangan tetapi tidak dikasih makan.   (Dunia sudah TERBALIK)

*DUNIA SUDAH BERUBAHHH....!*

Benar juga, tiada yang abadi dalam hidup ini 😢

Sumber: WAG

13 Maret 2020

UKURAN DAN TAKARAN Dalam BAHASA ACEH

Tidak ada komentar :
Sigunca = 10 Nalèh
Sinalèh  = 16 Aree
Sigantang = 2 Aree/4 Liter
Siaree = 2 Liter
Sicupak = 2 Kai/ 1 Liter
Sikai = 1/2 liter
Siblakai = 1/4 liter

Sideupa = siujong jaroe wie sampoe jaroe uneuen tateung
Sihah = Singkee sampoe ujong aneuk jaroe
Sidèm = 1/100 meter
Siangèn = 1/10 Dèm
Si bungkai = 16 mayam
Si mayam = 3,3 gram
Si gram.      10 bayi
Si bayi.          Si angen

Sekedar melawan lupa dan belajar serta mengingat kembali TAKARAN  ACEH 

20 Juni 2019

ALIRAN SEUSAT

Tidak ada komentar :
Beu hati-hati jinoe hai rakan
Macam aliran jinoe ka teuka
Ajaran seusat jinoe teungoh dikembang
Le kaphe tungang meusoh Rabbana

Umat Muhammad teungoh digoyang
Mangat hanco iman di dalam dada
Jineuk peu kaphe umat Islam
Moral kadiprang ngon tipee daya

Jineuk peu anco akidah Islam
Jiba ajaran meubagoe rupa
Jitipee umat bek le seumbahyang
Ayat Al-Qur’an di tuka-tuka

Bek teupeungaroh wahe taulan
Nibak ajarannyan meubek tahawa
Meunyo meureumpok ata lagee nyan
Neu peulet rijang ngon geulawa

Allahu Allah Allahussamad
Umat Muhammad Neupeulihara
Bek keunong daya aliran seusat
Neupeuseulamat iman lam dada

Tujoh ploh lhee saf umat Muhammad
Yang na seulamat cit saboh banja
Tujoh ploh dua nyan ka seusat
Salah itikeuet dalam agama